Monday, October 15, 2007
Saturday, September 22, 2007
Monday, September 3, 2007
Wednesday, August 29, 2007
Berantem ama Pilek
Ceritanya ayah baru aja pulang dari Sorong. Kamis malem, 23 Agustus 2007. Tapi ayah nggak njemput Dissya langsung. Selama ayah di Sorong, Dissya ama Ibu di rumah Nenek Karanggayam. Ibu sendiri langsung nemenin ayah di rumah, sementara Dissya tetep tinggal di Karanggayam. Besoknya, Jumat malem, Dissya dijemput ayah.
Sejak sebelum ayah ke Sorong, sebenernya Dissya udah mulai pilek-pilek gitu. Makanya jadual imunisasi harus ditunda. Ternyata sampe ayah pulang dari Sorong, Dissya masih juga sakit. Walau sakitnya nggak terlalu parah, tapi cukup merepotkan.
Sabtu sore, Dissya berkunjung ke rumah Nenek Menganti. Di sana ketemu adek Lia yang ternyata juga sedang sakit. Sakitnya sakit panas. Ternyata sedang musim sakit ya. Minggu sorenya, Dissya pulang lagi ke rumah.
Pilek yang Dissya derita, ternyata belum juga hilang. Malahan hari Senin-nya, kondisi sakit Dissya agak memburuk. Ayah dan Ibu sampe kerepotan gantian menangani Dissya. Siangnya Ibu dibikin nggak bisa tidur karena rewel terus, sementara Ayah harus kerja. Sementara malemnya Ayah dibikin nggak bisa tidur nemenin Dissya, karena Ibu harus kerja yang kebetulan sedang shift malem.
Untunglah memasuki hari Rabu, kondisi Dissya sudah mulai pulih. Alhamdulillah. Tapi, tetep aja rencana imunisasi masih harus ditunda, nunggu Dissya benar-benar sembuh.
Sejak sebelum ayah ke Sorong, sebenernya Dissya udah mulai pilek-pilek gitu. Makanya jadual imunisasi harus ditunda. Ternyata sampe ayah pulang dari Sorong, Dissya masih juga sakit. Walau sakitnya nggak terlalu parah, tapi cukup merepotkan.
Sabtu sore, Dissya berkunjung ke rumah Nenek Menganti. Di sana ketemu adek Lia yang ternyata juga sedang sakit. Sakitnya sakit panas. Ternyata sedang musim sakit ya. Minggu sorenya, Dissya pulang lagi ke rumah.
Pilek yang Dissya derita, ternyata belum juga hilang. Malahan hari Senin-nya, kondisi sakit Dissya agak memburuk. Ayah dan Ibu sampe kerepotan gantian menangani Dissya. Siangnya Ibu dibikin nggak bisa tidur karena rewel terus, sementara Ayah harus kerja. Sementara malemnya Ayah dibikin nggak bisa tidur nemenin Dissya, karena Ibu harus kerja yang kebetulan sedang shift malem.
Untunglah memasuki hari Rabu, kondisi Dissya sudah mulai pulih. Alhamdulillah. Tapi, tetep aja rencana imunisasi masih harus ditunda, nunggu Dissya benar-benar sembuh.
Saturday, August 25, 2007
Saturday, July 21, 2007
Imunisasi DPT
Kamis, 19 Juli 2007, untuk kali pertama Dissya imunisasi DPT. Sebelum imunisasi dilakukan terlebih dahulu Dissya diperiksa suhu tubuhnya, and nggak lupa ditimbang. Dissya ternyata udah 7.1kg. Wah agak keberatan dikit nih. Brarti Dissya harus mulai diet, hehehe ...
Sebenarnya imunisasi DPT yang pertama ini ada 2 macem. Yang biasa atau yang premium. Disebut premium karena emang agak mahal.
Yang biasa, nggak perlu bayar, free. Pelaksanaannya bersamaan dengan imunisasi hepatitis B yang kedua. Biasanya setelah imunisasi ini, ada dampak suhu badan meningkat. Bagi kebanyakan orang tua sekarang sudah mulai meninggalkan pilihan ini. Mereka beranggapan, keluar uang agak banyak sedikit nggak papa, yang penting resiko dampak pada anak akibat imunisasi tidak sampai terlalu merepotkan.
Yang premium, harus beli obatnya. Namanya infanrix. Harganya 200 ribu-an. Untuk menggunakan imunisasi jenis ini, terlebih dahulu harus mendapatkan rekomendasi dahulu dari dokter.
Nah, ayah Dissya lebih memilih yang premium itu. Dan ternyata, hingga hari ini Dissya sehat-sehat aja. Emang sih pada 1 harian kmaren, setelah imunisasi, Dissya agak nggak nyaman. Rasanya gimana gitu. Ayah ama ibu sampe sering ketawa-ketawa berdua ngeliatin Dissya yang lagi manyun.
Btw, slain imunisasi DPT, Dissya skalian ndapetin imunisasi Polio lagi. Brarti ini adalah imunisasi polio Dissya yang kedua. Imunisasi polio caranya adalah dengan diteteskan 2-3 tetes melalui mulut. Abis imunisasi ini, Dissya nggak boleh minum apa-apa selama lebih kurang 15 menit.
Sebenarnya imunisasi DPT yang pertama ini ada 2 macem. Yang biasa atau yang premium. Disebut premium karena emang agak mahal.
Yang biasa, nggak perlu bayar, free. Pelaksanaannya bersamaan dengan imunisasi hepatitis B yang kedua. Biasanya setelah imunisasi ini, ada dampak suhu badan meningkat. Bagi kebanyakan orang tua sekarang sudah mulai meninggalkan pilihan ini. Mereka beranggapan, keluar uang agak banyak sedikit nggak papa, yang penting resiko dampak pada anak akibat imunisasi tidak sampai terlalu merepotkan.
Yang premium, harus beli obatnya. Namanya infanrix. Harganya 200 ribu-an. Untuk menggunakan imunisasi jenis ini, terlebih dahulu harus mendapatkan rekomendasi dahulu dari dokter.
Nah, ayah Dissya lebih memilih yang premium itu. Dan ternyata, hingga hari ini Dissya sehat-sehat aja. Emang sih pada 1 harian kmaren, setelah imunisasi, Dissya agak nggak nyaman. Rasanya gimana gitu. Ayah ama ibu sampe sering ketawa-ketawa berdua ngeliatin Dissya yang lagi manyun.
Btw, slain imunisasi DPT, Dissya skalian ndapetin imunisasi Polio lagi. Brarti ini adalah imunisasi polio Dissya yang kedua. Imunisasi polio caranya adalah dengan diteteskan 2-3 tetes melalui mulut. Abis imunisasi ini, Dissya nggak boleh minum apa-apa selama lebih kurang 15 menit.
Subscribe to:
Posts (Atom)